Kamis, 10 November 2011

Jenderal Soedirman

Mengingat hari ini merupakan hari pahlawan, aku posting mengenai salah satu biografi pahlawan bangsa Indonesia yaitu beliau Jenderal Soedirman.
Jenderal Soedirman lahir pada tanggal 24 Januari 1916 di Rembang, Purbalingga, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Karsid Kartawiradji seorang pedagang genteng dari kampung-kekampung dan ibunya bernama Sijem berasal dari desa Tipal, Kecamatan Rawolo, Jatilawang, Purwokerta. Soedirman juga mempunyai adik yang bernama Muhammad Samingan.
Sejak lahir Soedirman diasuh dan menjadi anak angkat camat Rembang yaitu Pak Tjokrosunarjo. Karena Pak Tjokro tidak mempunyai seorang anak dan kedua orang tua Soedirman hidup dalam serba kekurangan. Pada tahun 1916 ia pindah ke Cilacap. Waktu itu ia baru pandai merangkak. Dua tahun kemudian ayah Soedirman meninggal dunia dan ibunya kawin lagi dengan laki-laki lain.
Waktu berumur 7 tahun Soedirman masuk sekolah biasa. Disekolah dia tidak termasuk murid yang pandai dan tidak pula bodoh. Tetapi ia sangat rajin. Dalam tahun 1925 ia menyambung sekolahnya ke H.I.S. ( Hollands Inlandsche School ) di Purwokerta. Ia tamat dari H.I.S. pada tahun 1831. Sesudah itu ia melanjutkan pelajarannya ke Taman Siswa bagian Taman Dewasa di Purwokerta juga, yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara. Murid-muridnya diajari supaya mencintai bangsa dan tanah air. Ia belajar di Taman Siswa hanya 2 tahun. Karena sesuatu sebab ia dan kawan-kawannya pindah ke Perguruan Wiworo Tomo. Disana ia diajari bahasa Inggris, Sejarah Indonesia, Sejarah Dunia, dan Agama Islam. Saat ada ajaran-ajaran agama dikerjakannya dengan rajin. Karena itu ia diberi gelar oleh teman-temannya “si Kajine” ( haji ). Setelah tamat dari Wiworo Tomo ia masuk ke sekolah guru HIK Muhammadiyah di Solo. Malang baginya, sekolah itu tidak dapat ditamatkannya karena Pak Tjokro meninggal dan tidak ada lagi yang membiayayainya. Pak Tjokro meninggal tahun 1934.
Setelah itu Soedirman menjadi guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap dan menikah dengan Alfiah, anak Haji Jubaedi seorang pedagang batik, berasal dari Plasen Cilacap, pada tahun 1936. Soedirman dan Alfiah di anugrahi 7 anak yaitu Ahmad Tidarwono, Didi Praptiastuti, Didi Sutjiati, Taufik Effendi, Didi Pudjiati, Titi Wahjuti Satyaningrum dan Muhammad Teguh Bambang Tjahjadi.
Jenderal Soedirman senang berorganisasi. Dalam zaman Jepang, Soedirman tidak hanya bekerja sebagai guru. Ia juga menjadi ketua koperasi bersatu yaitu Persatuan Koperasi Indonesia ( Perki ) Wijaya Kusuma, organisasi Peta dan pimpinan Daidan.
Pada tanggal 5 Oktober 1945 Angkatan Perang di bentuk dan Soedirman di angkat menjadi Panglima Besar Angkatan Perang. Angkatan Perang di bentuk kira-kira satu setengah bulan sesudah Negara merdeka. Kolonel Soedirman juga sebagai pimpinan Panglima Besar TKR. Beliau juga masih memangku jabatan sebagai Panglima Divisi V. pada tanggal 18 Desember 1945 Kolonel Soedirman dilantik menjadi Panglima Besar TKR dan pangkatnya dinaikkan menjadi seorang Jenderal.
Sejak bulan Oktober 1948 Jenderal Soedirman terserang penyakit TBC atau penyakit paru-paru. Penyakit tersebut sukar diobati. Untuk mengurangi penderitaannya, beliau harus dioperasi. Beliau dimasukkan ke Rumah Sakit Panti Rapih di Yogyakarta. Pada bulan November beliau dioperasi. Setelah beberapa minggu beristirahat di rumah sakit beliau diizinkan beristirahat di rumah di bawah pengawasan dokter. Walaupun masih sakit Jenderal Soedirman tetap bergerilya melawan pasukan Belanda.
Setelah bergerilya beliau masuk Rumah Sakit Panti Rapih lagi. Sesudah itu beliau pindah ke Magelang di Rumah Peristirahatan Tentara di Taman Badakan. Siang hari tanggal 29 Januari 1950 beliau memeriksa raport putera-puterinya, sebelum beliau sempat melakukannya penyakit beliau kambuh kembali. Beliau meninggal dunia dalam usia 34 tahun lebh 5 hari.
Berita meninggalnya Jenderal Soedirman disiarkan melalui radio dan Koran. Seluruh bangsa Indonesia berkabung. Bendera Merah Putih dinaikkan setengah tiang selama seminggu. Kira-kira pukul 11.00 esok harinya jenazah Jenderal Soedirman di bawa ke Yogyakarta dan di makamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta.

For all: mangga dipun waos, muga-muga saged mupangat kanthi kula lan panjenengan sedaya. Amiennn… 

0 komentar:

Posting Komentar